Indonesia adalah negeri yang kaya akan kuliner. Setiap daerah selalu mempunyai kuliner khasnya masing-masing.
Semua kuliner khas daerahnya bercita rasa lezat, tak terkecuali dengan jajanan tradisional. Bicara soal jajanan tradisional memang beragam macamnya.
Namun, ada beberapa jajanan tradisional yang mempunyai nama nyeleneh sampai memiliki arti vulgar. Apa saja jajanan tradisional dengan nama nyeleneh, jorok, dan memiliki arti vulgar? Yuk simak artikel berikut ini!
1. Kerupuk Melarat

Kerupuk melarat adalah kerupuk khas dari Cirebon, Jawa Barat. Proses penggorengannya menggunakan pasir sebagai pengganti minyak. Alasan pemberian nama ‘Kerupuk Melarat’ karena proses penggorengannya yang memakai pasir tersebut.
Kerupuk melarat lahir gara-gara mahalnya harga minyak goreng yang tidak bisa dijangkau kalangan ekonomi bawah. Alhasil untuk bisa menikmati kerupuk renyah dicarilah bahan alternatif lain untuk memasaknya yakni pasir yang murah.
Meskipun menggunakan pasir tetapi kebersihannya tetap terjaga. Pasir dicari dari pegunungan dan diayak hingga memperoleh bagian paling halus.
Ciri khas tampilan kerupuk melarat ada pada warnanya yang beragam seperti putih, merah mudah, hijau, dan kuning. Rasa kerupuk melarat gurih coock untuk camilan yang rendah lemak. Kerupuk melarat sendiri memiliki sebuatan lain yaitu kerupuk upil.
2. Kue Tete

Kue tete mempunyai nama lain yakni kue ape. Disebut dengan kue tete karena bentuknya menyerupai payudara.
Kue tete atau kue ape adalah jajanan ikonik masyarakat Betawi, Jakarta. Kue tete sekilas mirip dengan serabi orang Jawa.
Bedanya, bagian pinggiran kue tete mempunyai tekstur lebih renyah sedangkan serabi pinggirannya padat. Kue tete mempunyai warna asli putih namun kini warnanya bervariasi. Bukan hanya warna saja tetapi kue tete sekarang juga ditambahkan berbagai topping di atasnya.
Kue tete bisa kalian temukan dengan mudah di pinggiran Jakarta. Harga kue tete hanya dipatok Rp 1.000 hingga Rp 5.000 per bijinya.
3. Kue Tai Kucing

Mendengar namanya saja sudah membuat jijik sebab berhubungan dengan kotoran. Namun, kalian jangan salah paham dulu.
Kue tai kucing tidak seperti yang kalian pikirkan. Ini hanya namanya saja ‘Tai Kucing’ yang diberikan oleh masyarakat Jawa Timur sebagai daerah asal kue tersebut.
Penamaan kue tai kucing karena ciri khas orang Jawa yang tidak ingin repot memberikan sebutan. Jadi, asal saja menamakan kudapan ringan bercita rasa manis itu.
Bahan untuk membuat kue tai kucing yaitu keju yang sudah diparut, garam, tepung kanji, telur ayam, dan minyak goreng. Semua bahan dicampur, diaduk, lalu dibentuk lonjong kecil-kecil, dan terkahir digoreng. Kue tai kucing biasa dijadikan suguhan saat hari raya idul fitri.
4. Kue Cubit

Kue ini berasal dari Jakarta yang terinsiprasi dari panganan favorit masyarakat Belanda, namanya poffertjes. Penamaan kue cubit berasal dari proses pembuatannya.
Adonan kue cubit yang dimasukkan ke dalam cetakan kecil, lalu dimasak. Ketika kue matang, pedagang akan mengambilnya dengan cara mencubit dengan alat pencapit. Istilah kue cubit muncul dari sana yakni mencubit.
Kue cubit terbuat dari adonan terigu dan susu. Kue ini akan dimasak dengan ditambahkan berbagai toping, seperti coklat, keju, tiramisu, dan sebagainya.
5. Peler Kambing

Nama hidangan khas Palembang ini memang terkesan jorok. Peler kambing dalam arti bukan hidangan tersebut merupakan organ kelamin jantan yang berbentuk kantong.
Meskipun namanya terkesan jorok tetapi hidangan tersebut enak loh. Peler kambing sendiri disebut pula dengan pempek pisang.
Hidangan tersebut terbuat dari campuran pisang yang telah dihaluskan dan tepung terigu. Adonan kemudian digoreng samaou berwarna keemasan. Baru setelah itu ditaburi dengan gula halus untuk menambahkan kelezatan.
6. Ketela Bajingan

Nama jajanan sederhana asal Temanggung, Jawa Tengah. Nama jajanan sederhana ini memang seperti sebutan bagi orang yang berperilaku buruk.
Namun, tak ada hubungannya dengan hal tersebut. Jajanan ketela bajingan terbuat dari singkong yang dipotong-potong, kemudian direbus dengan tambahan irisan gula merah dan pandan.
Ketela bajingan menjadi jajanan yang ramah dikantong serta bisa dibikin dengan mudah di rumah. Ketela bajingan bisa jadi jajanan yang menggantikan karbohidrat nasimu.
7. Tolpit

Jajanan tolpit berasal dari Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Tolpit kepanjangan dari kontol kejepit. Namanya memang nyeleneh, jorok, dan vulgar.
Namun, tolpit mempunyai nama lain yang lebih sopan untuk dikatakan yakni adrem. Jajanan tradisional khas Bantul itu terbuat dari tepung beras, gula jawa, dan kelapa parut yang dicampur jadi satu.
Adonan tersebut kemudian dituangkan ke sendok besar bulat untuk digoreng. Ketika adonan tolpit sedikit menggelembung bagian ini dijepit dengan tiga sumpit, lalu ditarik sedikit ke bawah.
Jika sudah matang bentuk tolpit dari atas kelihatan seperti kerucut. Tolpit memiliki cita rasa manis yang cocok disantap selagi masih hangat bersama kopi atau teh panas
8. Rambut Nenek

Jajanan tradisional ini dulu eksis di generasi tahun 90an. Rambut nenek adalah sebutan untuk jajajnan kembang gula.
Namun, yang membedakan dengan kembang gula lain adalah bentuknya seperti mie memanjang dan berwarna putih mirip uban. Dari situlah asal muasal sebutan rambut nenek.
Jajanan rambut nenek terbuat dari gula. Konon rambut nenek berasal dari Desa Kesambi, Lamongan. Ada pula yang mengatakan dari Malang.
Jika kamu ingin mencoba jajanan tradisional itu sekarang sulit ditemukan. Mungkin hanya ada di Pulau Jawa dan penjualnya pun sudah tak sebanyak dulu.
9. Memek

Kue memek adalah jajanan yang mempunyai nama dengan konotasi negatif. Memek dalam Bahasa Indonesia berarti kemaluan perempuan.
Dalam bahasa Aceh, nama memek didapatkan dari kata mamemek artinya mengunyah beras. Terlepas dari itu, memek di sini tetaplah jajanan khas Simeuleu, Aceh yang sudah diwarisakan oleh leluhur.
Jajanan memek mirip seperti bubur. Namun, berbahan dasar beras ketan, pisang, dan santan. Jajanan memek memiliki segudang manfaat bagi kesehatan antara lain, membantu meningkatkan sistem pencernaan, menurunkan berat badan, dan menurunkan risiko penyakit jantung.
10. Dawet Jembut Kecabut

Minuman ini memiliki arti dalam Bahasa Jawa yang vulgar dan jorok. Kata jembut jika diartikan terpisah mempunyai makna rambut kemaluan.
Namun asal nama Dawet Jembut Kecabut bukan dari itu loh. Nama Dawet Jembut diambil dari lokasi asalnya yang berada di sebelah timur Jembatan Butuh, Kecamatan Butuh lalu disingkat dengan Jembut Kecabut.
Dawet jembut sendiri adalah minuman khas Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Racikan untuk Dawet Jembut Kecabut berupa santa, gula kelapa, dan dawet hitam yang warnanya dari tumbukan jerami bakar. Harga satu mangkok Dawet Jembut Kecabut murah hanya Rp 4.000 saja.
Response (1)