Indonesia memiliki beragam suku dan budaya yang tersebar di berbagai wilayah. Suku Baduy adalah salah satu suku yang mendiami daerah Lebak, Banten. Walaupun kemajuan teknologi dan modernisasi telah terjadi di berbagai tempat, faktanya suku Baduy masih terus memegang adat istiadat hingga saat ini.
Ada hal menarik yang perlu dikulik dari suku asli Indonesia ini. Banyak para wisatawan yang datang untuk berinteraksi lebih dekat dengan suku Baduy. Namun, sebagai pendatang, Anda perlu mengetahui beberapa hal ketika berkunjung di tempat ini. Agar keberadaan Anda di sana tidak mengganggu dan menyalahi adat istiadat yang masih dipegang erat oleh suku Baduy.
Nah, berikut ini 10 fakta menarik yang perlu Anda ketahui mengenai Suku Baduy. Mari kita kupas satu per satu.
1. Suku Baduy terdiri dari Baduy dalam dan Baduy Luar
Suku Baduy tinggal di Pegunungan Kendeng, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, Banten. Baduy terdiri dari dua suku, yaitu Suku Baduy dalam dan Baduy luar. Perbedaannya ada pada aturan adat yang dipegang masing-masing.
Suku Baduy dalam masih memegang erat adat dan aturan yang berlaku dari dulu. Mereka tidak menggunakan barang elektronik dan hidup dengan alam. Cara berpakaian mereka juga masih sama, menggunakan baju berwarna putih.
Sedangkan suku Baduy luar, mereka sedikit demi sedikit telah beradaptasi dengan perubahan zaman. Sudah mengenal barang elektronik dan terbuka dengan tamu yang datang. Mereka berinteraksi dengan masyarakat luar suku Baduy.
2. Mata Pencaharian Suku Baduy
Masyarakat suku Baduy mayoritas mata pencahariannya adalah petani atau penggarap ladang. Di tempat ini alam yang tersedia masih sangat subur karena tidak terkontaminasi dengan obat-obatan kimia maupun peralatan pertanian yang canggih dan modern dari luar. Mereka menggarap lahan secara alami. Mereka sangat menjaga kelestarian alam.
Anak keturunan suku Baduy diajarkan secara turun temurun untuk menggarap ladang. Cita-cita para orang tua di sana juga sangat sederhana, anak-anaknya bisa membantunya mengggarap ladang. Ketergantungan pada alam masih sangat besar di sini. Hidup selaras dengan alam dan memanfaatkannya dengan sebaik mungkin.
3. Tradisi Kawalu Masih Berlangsung
Ini adalah sebuah tradisi yang masih dilakukan oleh suku Baduy dalam hingga sekarang. Tradisi Kawalu ini merupakan kebiasaan Suku Baduy yang berpuasa selama tiga kali dalam tiga bulan. Mereka akan berdoa untuk kedamaian, keamanan, dan kesejahteraan negara selama puasa berlangsung.
Ketika menjalani tradisi Kawalu ini, masyarakat luar suku Baduy tidak diperbolehkan untuk menginap bahkan masuk ke Baduy Dalam. Hanya diperbolehkan berkunjung ke suku Baduy luar.
4. Kuat Berjalan Kaki
Sejauh apapun perjalanan, suku Baduy terbiasa dengan berjalan kaki. Kendaraan bermotor tidak pernah ada di daerah ini. Mereka menempuh perjalanan bahkan puluhan kolometer dengan berjalan kaki. Mengunjungi kerabat suku Baduy, menjual hasil ladang dan kerajinan tangan ke kota mereka tempuh dengan jalan kaki.
Sebuah film dokumenter, Ekspedisi Indonesia Biru yang didokumentasikan oleh Watchdoc memperlihatkan tentang bagaimana suku Baduy ini sangat kuat untuk berjalan kaki. Di ekspedisi ini, tujuan pertama mereka, Dandhy dan Ucok adalah menuju suku Baduy. Film dokumenter ini menjadi salah satu catatan unik dan menarik tentang suku Baduy dalam dan luar.
5. Memanfaatkan skincare alami
Masyarakat suku Baduy tidak pernah akrab dengan bahan-bahan kimia. Fakta menarik dari suku Baduy ini telah membuat hidup mereka semua bergantung dengan alam. Sampo, sabun, pasta gigi, semua memanfaatkan alam yang tersedia untuk membersihkan tubuh mereka.
Para gadis suku Baduy juga memanfaatkan minyak atsiri dari batang Honje untuk menjaga kulit mereka agar tetap halus dan wangi. Sebuah kearifan lokal yang masih terjaga dari campur tangan manusia luar hingga kini. Kecantikan yang alami.
6. Memanfaatkan Obat Tradisional
Suku Baduy yang hidupnya sangat menyatu dengan alam ini tentu memanfaatkan kekayaan yang melimpah disekitarnya, termasuk untuk meramu obat-obatan. Tanaman obat diwariskan secara turun temurun yang dipercaya menjadi obat berkhasiat.
Obat-obatan alam yang diracik memiliki manfaat masing-masing. Mulai dari pegal linu, sakit perut, dan lainnya. Bahan-bahan alam yang digunakan biasanya berasal dari kulit kayu dan tanaman-tanaman yang tumbuh liar di sana. Mereka punya dokter untuk keluarga yang memanfaatkan alam.
7. Terdapat Jembatan Akar yang berusia 90 tahun
Fakta menarik dari suku Baduy berikutnya adalah tentang keberadaan jembatan akar yang kira-kira berusia lebih dari 90 tahun. Jembatan ini berada di atas sungai sebagai akses menuju pemukiman suku Baduy.
8. Rumah Suku Baduy
Suku Baduy tinggal di rumah yang terbuat dari kayu dan bambu. Rumah ini dibangun dngan pondasi batu kali. Di dalam rumah, terdapat tiga ruangan yang memiliki fungsi yang berbeda. Pertama ruangan untuk menerima tamu, selain itu juga menjadi tempat untuk menenun bagi kaum perempuan. Kedua, ruangan untuk tidur atau ruang keluarga. Dan yang ketiga, ruangan untuk menyimpan hasil panen.
Alas rumahnya terbuat dari anyaman bambu. Fakta menarik dari suku Baduy lainnya, mereka tidak menggunakan piring, gelas, dan sendok sebagai peralatan makan. Mereka memanfaatkan potongan bambu, daun, dan peralatan makan dari alam.
Rumah bagi suku Baduy bukan sebagai bukti kekayaan. Kekayaan suku Baduy dilihat dari kepemilikan tembikar di masing-masing rumah. Semakin banyak tembikar, semakin tinggi derajat seseorang. Begitulah yang diyakini suku Baduy.
9. Memegang Teguh Tradisi
Beberapa tradisi yang masih berlangsung di masyarakat suku Baduy hingga saat ini adalah setiap perempuan wajib bisa menenun. Kain tenun yang dihasilkan ini akan menjadi pakaian yang dipakai sehari-hari, dan sebagian menjadi ikat kepala atau ikat pinggang. Selain itu, hasil karya ini diperjualbelikan kepada para wisatawan yang datang.
Selain itu, perjodohan laki-laki dan perempuan masih berlangsung hingga saat ini. Jadi para gadis akan dijodohkan dengan laki-laki dari suku yang sama. Tradisi bagi suku Baduy menjadi sesuatu yang penting untuk dijalankan. Apalagi suku Baduy dalam yang tak pernah tersentuh oleh tangan dan pengaruh dari luar. Bahkan para wisatawan dilarang untuk mengambil gambar maupun video ketika memasuki daerah ini.
10. Pu’un, Tokoh Panutan Suku Baduy
Fakta menarik berikutnya, suku Baduy memiliki tokoh pemimpin yang merka sebut Pu’un. Sosok ini sangat dihormati. Pu’un membantu masyarakat suku Baduy dalam mengambil keputusan, menentukan masa tanam dan masa panen, membantu menyelesaikan permasalahan sosial yang terjadi. Sehingga kehidupan di masyarakat menjadi aman dan damai.
Demikian tadi fakta menarik yang berhasil diungkap dari Suku Baduy dari Lebak, Banten. Indonesia masih punya banyak informasi menarik yang perlu dikulik. Nantikan artikel berikutnya ya di Indoisme.com.