Indoisme – Berita terkini, semua informasi mengenai Indonesia

6 Satwa Endemik Indonesia yang Harus Kita Lestarikan

Sahabat Indoisme, Indonesia merupakan negara yang memiliki keanekaragaman hayati yang besar. Diperkirakan sebanyak 300.000 jenis satwa liar atau sekitar 12% satwa di dunia terdapat di Indonesia, meskipun luas wilayah Indonesia hanya 1,3% dari total luas daratan dunia. Negara kita termasuk negara nomor satu dalam hal kekayaan mamalia yang berjumlah 515 jenis dan menjadi habitat lebih dari 1539 jenis burung. Tak hanya itu saja, sebanyak 45% ikan di dunia, hidup di Indonesia.

Indonesia juga menjadi habitat bagi satwa-satwa endemik. Satwa endemik merupakan satwa yang hanya ditemukan di suatu kawasan saja, jadi satwa endemik Indonesia sudah pasti hanya ditemukan di Indonesia, dong. Jumlah mamalia endemik Indonesia sendiri ada sekitar 259 jenis, jumlah burung endemik pun tak kalah banyak yaitu 384 jenis burung. Selain itu, satwa dengan jenis amfibi berjumlah 173 jenis. Keberadaan satwa endemik ini sangat penting karena jika punah di Indonesia maka itu artinya mereka pun punah di dunia. Saat ini jumlah jenis satwa liar yang terancam punah meningkat setiap tahunnya. Berikut adalah beberapa satwa endemik Indonesia yang harus kita jaga dan lestarikan:

1. Anoa (Bubalus sp.)

Satwa endemik yang pertama adalah Anoa. Anoa adalah mamalia terbesar dan endemik yang hidup di daratan Pulau Sulawesi dan Pulau Buton. Sejak tahun 1986 hingga 2007, International Union for Conservation of Nature (IUCN) memasukkan anoa sebagai satwa terancam punah. Anoa merupakan salah satu satwa endemik yang dilindungi yang menjadi ciri khas Pulau Sulawesi yang turut mendiami Kawasan Hutan Lindung Desa Sangginora Kabupaten Poso.

Bentuk tubuh anoa mirip dengan kerbau atau biasa disebut kerbau cebol dengan tinggi badan 60-100 cm. Bentuk kepala menyerupai kepala sapi, kaki dan kuku menyerupai banteng. Pada kaki bagian depan berwarna putih atau mirip sapi bali namun mempunyai garis hitam ke bawah. Tanduk mengarah ke belakang menyerupai penampang yang bagian dasarnya tidak bulat seperti tanduk sapi melainkan menyerupai bangun segitiga seperti tanduk kerbau.

2. Komodo (Varanus komodoensis)

Komodo (Varanus komodoensis)

Komodo merupakan satwa asli Indonesia yang berasal dari Nusa Tenggara Timur. Komodo merupakan spesies terbesar dari famili Varanidae, sekaligus kadal terbesar di dunia, dengan rata-rata panjang 2-3 meter dan beratnya bisa mencapai 100 kg. Komodo merupakan pemangsa puncak di habitatnya karena sejauh ini tidak diketahui adanya hewan karnivora besar lain selain biawak ini di sebarang geografisnya.

Satwa ini bukan hanya masuk dalam kategori satwa endemik, namun juga satwa yang terancam punah. Berdasarkan data, spesies ini hanya tersisa 5.700 ekor. Adanya aktivitas manusia seperti perburuan, perluasan permukiman, dan pembangunan wisata membuat habitat komodo semakin berkurang.

3. Badak Jawa/ Badak Bercula Satu (Rhinoceros sondaicus)

Badak Jawa atau badak bercula satu adalah sebuah anggota famili Rhinocerotidae dan merupakan salah satu dari lima spesies badak yang hidup di dunia. Badak Jawa dapat memiliki badan dengan panjang 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak Jawa memiliki ukuran cula terkecil dibandingkan dengan cula spesies-spesies badak lainnya sedangkan badak Jawa betina tidak memiliki cula sama sekali.

Badak Jawa pernah menjadi salah satu badak yang paling tersebar luas di Asia, dimana populasinya dahulu nya tersebar luas di Asia Tenggara, India, dan Tiongkok. Kini, badak Jawa statusnya terancam kritis karena populasinya yang sedikit di alam bebas dan ketiadaannya di kebun binatang manapun. Badak Jawa berkemungkinan adalah mamalia terlangka di bumi. Terdapat 50-60 badak Jawa yang hidup di Taman Nasional Ujung Kulon, Banten, Indonesia.

Berkurangnya populasi badak Jawa dapat diakibatkan oleh perburuan, terutama karena culanya yang dianggap berharga dalam pengobatan tradisional Tionghoa, yang dapat berharga AS$30.000 per kilogram di pasar gelap. Selain itu, berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan oleh kehilangan habitat, yang terutama diakibatkan oleh perang, seperti perang Vietnam di Asia Tenggara yang menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa dan menghalangi pemulihannya.

4. Harimau Sumatera (Panthera tigris sondaica)

Harimau Sumatera (Panthera tigris sondaica)

Satwa selanjutnya yaitu Harimau Sumatera yang terkenal dengan keeksotisannya. Hewan ini memiliki tubuh lebih kecil dari jenisnya dengan kulit berwarna gelap coraknya loreng hitam rapat dan jika dilihat lebih teliti, coraknya mirip sidik jari. Harimau yang mendiami pulau Sumatera, Indonesia ini satu-satunya anggota subspesies harimau sunda yang masih bertahan hidup hingga saat ini, lho. Ia termasuk dalam klasifikasi satwa kritis yang terancam punah dalam daftar merah spesies terancam yang dirilis Lembaga Konservasi Dunia IUCN.

Populasi liar diperkirakan antara 400-500 ekor, terutama hidup di Pegunungan Bukit Barisan dan taman-taman nasional di Sumatera. Penghancuran habitat merupakan ancaman terbesar terhadap populasi saat ini. Pembalakan tetap berlangsung bahkan di taman nasional yang seharusnya dilindungi. Tercatat 66 ekor harimau sumatra terbunuh antara tahun 1998 dan 2000.

5. Orang Utan (Pongo)

Orang utan atau mawas adalah salah satu jenis kera besar dengan lengan panjang dan berbulu kemerahan atau coklat, yang hidup di hutan tropis Indonesia dan Malaysia, khususnya di Pulau Kalimantan dan Sumatera. Orang utan mencakup tiga subspesies, yaitu Orang utan Sumatera (Pongo abelii), Orang utan Kalimantan (Pongo pygmaeus), serta Orang utan Tapanuli (Pongo tapanuliensis). Orang utan jantan terbesar memiliki rentangan lengan (panjang dari satu ujung tangan ke ujung tangan yang lain apabila kedua tangan direntangkan) mencapai 2.3 m.

Orang utan mengalami ancaman karena kawasan hutan hujan yang menjadi tempat tinggalnya dijadikan sebagai lahan kelapa sawit, pertambangan dan pepohonan ditebang untuk diambil kayunya. Orangutan telah kehilangan 80% wilayah habitatnya dalam waktu kurang dari 20 tahun. Tak jarang mereka juga dilukai dan bahkan dibunuh oleh para petani dan pemilik lahan karena dianggap sebagai hama, lho. Jika seekor orang utan betina ditemukan dengan anaknya, maka induknya akan dibunuh dan anaknya kemudian dijual dalam perdagangan hewan ilegal.

6. Kekah Natuna (Presbytis natunae)

Kekah Natuna (Presbytis natunae)

Kekah natuna atau surili Pulau Natuna adalah sebuah spesies primata endemik di Pulau Natuna Besar, Indonesia. Kekah natuna hanya ditemui di Pulau Natuna (Bunguran Besar) saja. Habitat yang dihuni Kekah Natuna antara lain, hutan primer pegunungan, hutan sekunder, kebun karet tua, daerah riparian, dan juga ditemui beririsan dengan hutan mangrove dan kebun campuran. Sayangnya di kepulauan ini belum ada kawasan perlindungan (daerah konservasi).

Selain karena status endemisitas yang hanya terbatas pada satu pulau, perburuan yang tinggi untuk dipelihara dan dijual, serta belum ada usaha-usaha penyadartahuan masyarakat juga menyebabkan satwa ini terancam punah. Oleh karena itu, aksi perlindungan terhadap kekah natuna sangat mendesak untuk segera dilakukan. Bila tidak, dalam waktu dekat kekah natuna akan mengalami kepunahan, dan bumi akan kehilangan salah satu jenis primata endemiknya di Indonesia.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *