Indoisme – Berita terkini, semua informasi mengenai Indonesia

Desa-desa Unik di Indonesia, Nomor 5 Hanya Boleh Dihuni 7 KK Saja

Keunikan yang ada di Indonesia, negara ribuan pulau ini memang tidak ada habisnya. Mulai dari tingkat wilayah kecil seperti desa saja mempunyai keunikannya masing-masing.

Desa-desa tersebut dikatakan unik karena memiliki sesuatu yang berbeda daripada tempat lainnya. Berbeda dari segi budaya, sumber daya manusia, alam, dan sebagainya.

Dimana saja desa-desa unik yang ada di Indonesia itu? Indoisme akan mengajak kamu berkenalan dengan 6 desa unik di Indonesia.

  1. Desa Baduy
Warga Desa Baduy Luar (Wikipedia)

Desa Baduy terletak di Kabupaten Lebak, Provinsi Banten. Desa Baduy sendiri sebenarnya hanyalah istilah agar mudah mengenal desa-desa yang dihuni oleh Suku Badu, baik Baduy Dalam maupun Baduy Luar.

Hal yang membuat desa ini unik karena keberadaan Suku Baduy. Suku Baduy hidup dalam prinsip kesederhanaan sesuai dengan adat yang berlaku.

Pakaian yang mereka kenakan sehari-hari pun adalah baju adat. Bagi Suku Baduy Dalam menggunakan pakaian serba putih dengan menambahkan ikat kepala berwarna hitam. Sedangkan, Suku Baduy Luar memakai baju adat serba hitam atau biru dongker.

Masyarakat Baduy hidup tanpa menggunakan teknologi seperti alat eletronik dan listrik khususnya Suku Baduy Dalam. Untuk Suku Baduy Luar menggunakan HP tetapi terbatas.

Suku Baduy untuk memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan mengandalkan sumber daya alam yang ada di sekitarnya. Bahkan Suku Baduy tidak menggunakan transportasi apapun untuk beraktivitas.

Masyarakat Baduy kemana saja perginya dengan jalan kaki dan tidak boleh keluar dari Baduy lebih dari 7 hari. Beberapa orang dari Suku Baduy ketika menjual madu hutan ke Jakarta juga dengan jalan kaki.

  1. Desa Penglipuran
Desa Penglipuran

Desa Penglipuran terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Desa Penglipuran dinobatkan sebagai desa terbersih di dunia.

Desa Penglipuran sangat menjaga lingkungannya agar bersih, rapi, sejuk, dan asri. Desa terbersih di dunia ini melarang penggunaan kendaraan bermotor. Apabila kamu berwisata ke Desa Penglipuran harus berkeliling dengan jalan kaki.

Tata ruang Desa Penglipuran menggunakan konsep Tri Mandala, yaitu Utama Mandala, Madya Mandala, dan Nista Mandala. Konsep tersebut adalah patokan adat yang sudah turun temurun dijaga.

Wilayah Utama Mandala berada di ujung utara dan selatan desa. Wilayah Utama Mandala itu merupakan tempat para dewa atau tempat suci yang berisi tempat ibadah. Pada bagian tengah disebut Madya Mandala yakni pemukiman penduduk yang dibangun berbanjar di sepanjang jalan utama. Wlayah paling selatan yaitu Nista Mandala sebagai zona khusus pemakaman penduduk.

  1. Desa Kwatisore
Ilustrasi hujan. (Unsplas.com/ Liv Bruce)

Desa Kwatisore berada di Taman Nasional Teluk Cendrawasih, Nabire, Papua. Desa ini unik karena hampir setiap sore selalu turun hujan di sini meskipun musim kemarau.

Keadaan alam desa tersebut menjadi cikal bakal dari nama ‘Kwatisore’ gabungan dua kata ‘khawatir’ dan ‘sore’. Penduduk selalu merasa khawatir saat sore tiba karena sering hujan.

Keunikan Desa Kwatisore tidak sampai di situ saja. Desa tersebut bebas dari kendaraan bermotor sehingga udara di sana bersih. Laut di desa itu juga sangat cocok menjadi spot untuk melihat spesies paus biru. Warga Desa Kwatisore sendiri melakukan pembudidayaan anggrek khas Papua yang mulai punah.

  1. Desa Keterbelakangan Mental
Desa Keterbelakangan Mental

Desa Keterbelakangan Mental disebut Kampung Idiot yang mencakup beberapa desa di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Desa-desa tersebut antara lain, Desa Sidoharjo, Desa Karangpatihan, dan Desa Krebet.

Julukan ‘kampung idiot’ diberikan karena ratusan warganya baik tua maupun muda menderita keterbelakangan mental. Kondisi keterbelakangan mental yang diidap oleh ratusan warga desa disebebakan oleh kehidupan mereka di bawah garis kemiskinan.

Desa-desa itu daerahnya tandus dan hanya bisa ditanami pohon ketela sebagai makanan pokok yang membuat warganya kekurangan gizi. Namun, sekarang keadaan Kampung Idiot sudah lebih baik dengan adanya perhatian pemerintah setempah serta relawan. Khususnya di Desa Karangpatihan, warga yang menderita keterbelakangan mental diberdayakan dengan diajarkan membuat keset.

  1. Desa Pitu
Desa Pitu (Kompas.com)

Desa Pitu terletak di Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Desa yang berada di sekitar Gunung Api Purba Nglahheran ini memiliki kisah unik yang berhubungan dengan namanya.

Warga di sana percaya bahwa desa tidak boleh dihuni lebih atau kurang dari tujuh kepala keluarga. Apabila ada keluarga yang pergi maka dengan segera digantikan oleh pendatang lainnya.

Kondisi Desa Pitu yang hanya dihuni tujuh keluarga itu sudah berlangsung selama lima generasi tanap mengubah adat istiadat. Rumah penduduk di Desa Pitu hampir semuanya sama berbentuk limasan. Rumah di Desa Pitu ada delapan namun yang ditinggali hanya tujuh saja.

  1. Desa Kaimbulawa
Desa Kaimbulawa (ANTARA FOTO/Jojon)

Desa Kaimbulawa berada di Pulau Siompu, Sulawesi Tenggara. Desa Kaimbulawa unik karena ciri fisik warganya yang berbeda dengan kebanyakan masyarakat Indonesia.

Jika masyarakat Indonesia umumnya mempunyai iris mata hitam atau coklat. Warga Desa Kaimbulawa justru memiliki iris mata berwarna biru mirip dengan mata bangsa Kaukasia, Eropa.

Ketua adat Desa Kaimbulawa menuturkan apabila mata biru yang dimiliki beberapa warga desa adalah warisan Portugis dulunya pernah menduduki Pulau Siompu. Dalam naskah kuno peninggalan Kesultanan Buton Kanturuna Mohelana yang bermakna Pelitanya Orang Berlayar diceritakan jika pria Portugis dibolehkan untuk mempersunting gadis Siompo.

Alhasil, dari perkawinan beda ras tersebut melahirkan keturunan yang memiliki fisik seperti orang Asia namun warna iris mata biru bak orang Eropa. Sayangnya, dari 20 kepala keluarga di sana hanya tinggal setengahnya saja yang mempunyai iris mata biru.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *