Pemerintah melalui Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Maritim) Luhut Binsar Pandjaitan menyatakan akan menaikkan harga tiket masuk Candi Borobudur. Rencananya harga tiket masuk Candi Borobudur untuk turis lokal Rp 750 ribu, turis mancanegara Rp 1,4 juta, dan anak sekolah Rp 5000. Jumlah pengunjung yang masuk ke candi juga dibatasi hanya 1.200 orang per hari.
Alasan pemerintah menaikkan tiket masuk Candi Borobudur karena kondisi candi yang sudah mengalami pelakukan saat ini. Selain itu, kebijakan tersebut diambil atas rekomendasi UNESCO dan pakar supaya mengutamakan terjaganya bangunan candi. Pemerintah sendiri akan menggelontorkan dana sebesar Rp 6,8 triliun untuk mempercantik kawasan candi.
Wacana pemerintah untuk menaikkan harga tiket masuk ke Candi Borobudur menuai pro kontra di masyarakat. Indoisme merangkum beberapa pro kontra masyarakat terhadap wacana ini.
1. Mendukung Untuk Pelestarian
Beberapa masyarakat mendukung wacana pemerintah untuk menaikkan tiket Candi Borobudur. Apabila alasan yang melatarbelakangi adalah untuk kelestariaan candi.
Dukungan ini mengalir akibat dari tak sedikit wisatawan yang duduk, menaiki patung, bahkan melakukan vandalisme di Candi Borobudur. Sikap wisatawan yang demikianlah dapat merusak candi sehingga kelestariaannya terancam.
2. Borobudur Bukan Tempat Wisata
Alasan masyarakat yang lain mendukung kenaikan harga tiket masuk Candi Borobudur karena memang fungsinya bukan tempat wisata. Menengok sejarah, Candi Borobudur didirikan pada masa Dinasti Syailendra pada tahun 782-812 untuk tempat ibadah.
Jadi, seharusnya Candi Borobudur tidak difungsikan sebagai tempat wisata. Maka dari itu, kenaikan tiket Candi Borobudur sangat diperlukan. Hal ini untuk menghargai nilai keagamaan yang ada di sana.
3. Pedagang Sekitar Kawasan Candi Takut Sepi
Wacana kenaikan tiket masuk Candi Borobudur menimbulkan kegelisahan bagi pedagang sekitar kawasan tersebut. Para pedagang khawatir apabila kenaikan tiket masuk membuat jumlah wisatawan menurun.
Apabila tidak menurun, pedagang tetap takut wisatawan hanya menyiapakan dana untuk berkunjung ke candi saja. Tanpa ingin membeli oleh-oleh yang dijual pedagang sekitar kawasan Candi Borobudur. Kondisi seperti itu berdampak pada sepinya pembeli dan penurunan pendapatan.
4. Tidak Sesuai dengan UMR
Harga tiket masuk Candi Borobudur yang diwacanakan naik untuk turis lokal sebasar Rp 750 ribu menuai penolakan dari pekerja bergaji UMR. Utamanya pekerja dengan gaji UMR Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.
UMR dua provinsi ini pada tahun 2022 tidak lebih dari angka Rp 3 juta. Pekerja di Yogyakarta dan Jawa Tengah mengeluhkan harga tiket masuk Candi Borobudur Rp 750 ribu menghabiskan setengah gaji bulanan mereka.
Mereka menuliskan keluahan tersebut melalui cuitan di media sosial Twitter hingga menjadi trending topic, Minggu (05/06/2022).
“Kasihan yang UMR Jogja sudah setengah dari gajinya,” keluhan warganet.
“Suami istri dengan gaji UMR Jogja sekali ke sini auto ludes,” sahut yang lain.
“UMR Jogja sekali ke sini besoknya enggak makan nasi, makan angin saja wkwkwkw,” ungkap lainnya.
“UMR Jogja dan Jateng dengan anak 2 langsung ludes untuk wisata ke Borobudur. Mending jalan-jalan ke Malioboro atau piknik ke Bali sekalian,” tanggapan warganet yang lain.
5. Terlalu Mahal Dibandingkan Destinasi Wisata Negara Lain
Destinasi Wisata Negara Lain
Wacana kenaikan tiket masuk Candi Borobudur dirasa terlalu mahal apabila dibandingkan dengan destinasi wisata di negara lain. Masyarakat membandingkannya dengan harga tiket masuk di beberapa wisata terkenal dunia yang tiketnya tak ada yang mencapai Rp 750 ribu untuk turis lokal dan Rp 1,4 juta untuk turis mancanegara.
Pertama, destinasi wisata Taj Mahal di Agra, India. Tiket masuk ke Taj Mahal untuk turis lokal Rp 9 ribu dan turis mancanegara Rp 200 ribu. Kedua, destinasi wisata Hagia Sophia di Istanbul, Turki. Tiket masuk untuk turis asing sekitar Rp 200 ribu dan saat sudah difungsikan jadi masjid justru digratiskan.
Ketiga, destinasi wisata Chichen Itza di Meksiko. Turis lokal harga tiket masuknya Rp 175 ribu, sementara turis mancanegara Rp 400 ribu. Keempat, destinasi wisata Piramida di Mesir. Tiket masuk ke kompleks Piramida hanya Rp 150 ribu untuk turis mancanegara.
6. Ada Pajak Tak Perlu Naikkan Tiket
Masyarakat tak setuju dengan wacana kenaikan tiket masuk Candi Borobudur menjadi Rp 750 ribu sebab sudah ada pajak. Sebagian masyarakat mengungkapkan apabila pajak yang mereka bayarkan salah satu fungsinya untuk dana pemeliharaan situs bersejarah, seperti Candi Borobudur.
Masyarakat menilai tiket masuk Candi Borobudur tidak perlu dinaikkan. Bahkan ada pula yang mengatakan bahwa tiket masuk seharusnya digratiskan sebab sebagai warga negara telah memenuhi kewajiban membayar pajak.
Pemerintah akhirnya menunda wacana kenaikan tarif tiket masuk Candi Borobudur yang menuai pro kontra di masyarakat. Pemerintah akan mengkaji ulang mengenai wacana kenaikan tiket masuk Candi Borobudur.
“Jadi soal tiket itu saya kira kita hold aja dulu. Kita lihat lagi nanti gimana baiknya,” kata Luhut ditemui di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Kamis (9/6/2022) mengutip dari wawancara Kompas.com.